Monday, March 29, 2010

Sekolah sebagai Salon Budi Pekerti

Dilihat dari judulnya kita bisa berasumsi bahwa budi pekerti yang dibentuk bisa baik maupun buruk. Namun, yang pasti setiap sekolah ingin membentuk budi pekerti siswanya menjadi baik dan bisa menjadi teladan bagi masyarakat. Kenapa bisa dikatakan berpeluang membentuk pribadi yang buruk? Ingat, bahwa penghuni sekolah itu sendiri memiliki kepribadian yang berbeda-beda dan berteman atau berkenalan dengan orang yang mampu memberi pengaruh positif atau negatif. Sehingga jika seorang siswa berteman dengan orang yang tidak baik perilakunya di luar sekolah, maka bisa jadi teman di sekolahnya berpeluang terkena imbas pengaruh negatif. Yang harus dilakukan sekolah ialah memupuk iman para siswa dengan siraman-siraman rohani yang mampu membuat siswa berpikir mengenai hal-hal yang benar untuk dilakukan maupun yang salah.
Hal itu dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk kegiatan rohani seperti Kuliah Ahad Pagi bagi yang beragama Islam, di  mana kegiatan tersebut sudah dilakukan oleh sekolah kita. Tidak hanya itu, penganut agama selain itu bisa mengikuti kegiatan rohani yang diadakan kelompok yang berpenganut agama sama. Sehingga pembentuk pribadi yang baik dan mulia bisa dirasakan secara menyeluruh oleh para siswa. Jadi tak perlu takut menghadapi pengaruh negative dari pergaulan karena setiap siswa sudah dibentengi iman yang kuat. Semoga bisa terwujud, Amien! ^-^

Istanaku Jadi Gudang Prestasi


Bukan hal yang asing jika sekolah menjadi tempat sebagai ajang yang berprestasi. Karena di sekolah kita mendapat ilmu dan berbagai pengetahuan hidup. Prestasi sendiri bisa didapatkan jika seorang siswa bekerja keras dibarengi dengan potensi yang ia miliki serta informasi lomba yang didapat oleh sekolah itu.  Sebenarnya banyak siswa yang memiliki kelebihan potensi dibanding siswa-siswa yang lain, hanya saja ia tidak mengembangkannya atau mungkin ia sudah mengembangkannya di tempat lain tetapi malu untuk menunjukkannya di sekolah. Tipe siswa yang seperti itu merasa malu untuk menunjukkan potensinya yang ia sendiri mengira bahwa potensinya tidak baik. Jika kita menelisik sekolah-sekolah yang terkenal memiliki prestasi tidak hanya dalam lingkup nasional tetapi juga internasional, contohnya SMPN 2 Semarang. Ada yang berbeda dari sistem pengajarannya walaupun materi yang dipelajari sama dengan sekolah-sekolah lain. Namun, kita perlu tahu bahwa sekolah tersebut pandai dalam memahami potensi anak-anak didiknya.
Semua potensi yang dimiliki siswa-siswa tersebut sekeras mungkin dikembangkan dengan pengajar yang sesuai atau dengan membuat ekstra kurikuler baru untuk mendongkrak potensi anak tersebut dan diimbangi dengan pembiasaan budi pekerti yang luhur seperti yang tertulis pada dinding sekolah tersebut. Sehingga banyak prestasi yang mudah didapat dengan kerja keras yang rutin mereka lakukan. Kita sebagai warga SMAN 2 Semarang juga bisa menjadi seperti itu, dengan mencari bakat maupun potensi siswa untuk dikembangkan secara baik, apalagi jika ada semangat atau kemauan dari siswa tersebut maka akan berjalan dengan baik harapan kita untuk menjadikan  sekolah menjadi gudang prestasi. Namun, jangan lupakan budaya dan tata karma kita. So, jangan menyerah dalam mennggali potensi yang kita miliki! ^-^